Menutut Harpen Reza Ali, keikutsertaan Holy di pentas tinju dunia kali ini untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya Oi, sapaanya juga mengikuti kejuaraan yang sama pada Juli 2023 lalu di Uzbekistan.
Harpen Ali berharap Pemprov Sulsel tidak tinggal diam melihat prestasi atlet Sulsel. Setidaknya ada perhatian. “Pemerintah harus hadir memberi dukungan. Agar atlet Sulsel yang mewakili Indonesia di kancah dunia bisa lebih termotivasi,” ujarnya.
Di dunia tinju nasional, Josua Holy Masihor punya prestasi mentereng. Putra eks petinju timnas Indonesia peraih medali emas SEA Games 1997, Dufri Masihor ini tak terkalahkan di berbagai event nasional. Terakhir dia meraih medali emas kelas 51-54 Kg pada PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Di final petinju berusia 26 tahun ini mengalahkan seniornya, petinju terbaik DKI Jakarta yang juga eks penghuni pelatnas, Aldom Sugoro, peraih medali emas SEA Games 2017 di Kuala Lumpur.
Di final PON XXI lalu di Pematang Siantar, Sumut, Aldom harus mengakui kehebatan Holy. Beberapa kali dokter ring harus merawat Aldom karena pelipis kanannya robek akibat pukulan Holy yang bertubi-tubi mendarat di wajahnya.(02/sek)