‘Hadangan’ tersebut bukanlah untuk mencelakai tamu dan rombongan. Tetapi ini merupakan ritual penyambutan adat Bugis Makassar, sebagai sumpah setia yang diucapkan dan siap dilaksanakan. Sumpah itu diucapkan dengan nada lantang. Penuh kesungguhan dengan badik terhunus.
Tradisi ini diucapkan dalam syair yang di dalamnya terdapat makna filosofi. Diantaranya prinsip kesungguhan, kerelaan, keihklasan, patriotisme, pantang menyerah, dan pengabdi yang dapat dipercaya serta amanah pada tanggungjawab.
Ritual angngarru juga sebagai menyampaiakan simbol jaminan keselamatan dan kenyamanan selama sang tamu berada di Makassar. Aru’ juga diyakini mengandung nilai spiritual.
Dalam artian Aru’ harus diungkapkan dan dilaksanakan dengan jiwa yang sungguh-sungguh. Seperti motto Pertina, ‘Satria di dalam dan di luar ring’ dan tekad Ketua Umum PP Pertina, Jendal Komaruddin Simanjuntak yang mengajak seluruh insan tinju di tanah air untuk ‘Bangkit Bersama Raih Prestasi.(riel)