25 C
Makassar
Saturday, December 20, 2025

Ini Alasan Gelanggang Tinju Disebut Ring Meski Berbentuk Segi Empat

Mulai Pakai Sarung Tinju

Berabad-abad kemudian, sarung tangan kasar atau penutup tangan kulit dengan duri tajam di jari-jari diperkenalkan. Pertandingan tersebut masih tidak memiliki batasan waktu. Berakhir hanya ketika salah satu petarung tidak dapat melanjutkan. Atau ketika dia dipukul hingga tewas.

Sekitar tahun 700 SM, bentuk primitif tinju telah masuk ke dalam Olimpiade Kuno. Dengan cepat menjadi salah satu acara yang paling disukai penonton. Tradisi yang dalam semangatnya, terus berlanjut hingga hari ini.

Lalu, mengapa disebut “ring”? Jawabannya terletak pada evolusi perlahan olahraga ini. Pada suatu saat, petinju mulai bertarung. Berdiri di dalam lingkaran yang digambar di tanah. Sebuah “ring” dalam arti harfiah. Keluar dari lingkaran tersebut berarti kekalahan otomatis, sehingga nama tersebut melekat.

Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi pada tahun 476 M, tinju tenggelam dalam kegelapan di Eropa. Sebagian besar karena kemunculan Kristen dan pengaruh Gereja. Baru pada awal abad ke-18 olahraga ini muncul kembali di Inggris.

Pada tahun 1743, Jack Broughton, seorang mantan petinju yang juga mengajarkan seni tinju, menyusun seperangkat aturan formal pertama. Di antaranya: para petinju akan bertanding di dalam dua lingkaran konsentris. Keluar dari lingkaran yang lebih kecil berarti diskualifikasi langsung.

Hampir satu abad kemudian, pada tahun 1838, London Pugilistic Society memperkenalkan ring persegi pertama. Seperti yang ada sekarang. Diletakkan di atas tanah.

Sebuah catatan menarik lainnya. Pertarungan hadiah uang pertama yang tercatat, di mana pemenang menerima uang tunai. Terjadi pada awal abad ke-18. Antara seorang tukang roti dan tukang daging. Dimenangkan tukang roti.

Pada tahun 1865, aturan yang dikenal sebagai Marquess of Queensberry Rules, yang sebenarnya ditulis oleh pendiri, pelatih, dan jurnalis London Amateur Athletic Club, John Graham Chambers, membawa perubahan besar dalam olahraga tinju.

Chambers memperkenalkan ronde tiga menit dengan istirahat satu menit. Sarung tangan menggantikan tinju telanjang. Knockdown  dibatasi waktu. John L. Sullivan adalah juara kelas berat terakhir yang bertarung dengan tinju telanjang. Sementara James J. Corbett menjadi yang pertama memenangkan gelar dunia dengan menggunakan sarung tangan.

Diperkirakan Chambers juga yang mengusulkan ide untuk meninggikan “ring” sekitar tiga kaki (91 sentimeter) dari lantai. Sehingga penonton dan juri dapat melihat dengan lebih jelas. Ring tersebut, masih disebut dengan nama aslinya meskipun berbentuk persegi. Awalnya berukuran 24 kaki (7,3 meter) per sisi.

Saat ini, peraturan mensyaratkan total 16 tali (empat per sisi) dan dimensi antara 16 dan 23 kaki (4,9 hingga 6,9 meter). Dengan ketinggian antara tiga dan empat kaki (0,9 hingga 1,22 meter) di atas tanah.

Aturan 12 Chambers, yang sering digabungkan sebagai Kode Queensberry, masih berlaku hingga hari ini. Terutama ronde tiga menit dengan istirahat satu menit, dan hitungan 10 detik untuk knockdown.

Seorang petarung dinyatakan kalah jika dia tidak dapat bangun tanpa bantuan. Atau melanjutkan pertarungan setelah hitungan. Baik karena knockdown yang bersih atau serangan bertubi-tubi yang membuatnya tidak berdaya.

“Ada banyak hal lain yang bisa diceritakan tentang kisah ini. Namun untuk saat ini, itulah cerita mengapa ring masih disebut “ring,” demikian WBA.(*/ant/02-SS)

Related articles

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share article

Latest articles